Merdeka Itu Mencintai Indonesia Dengan Keragaman Sukunya

Hari Selasa (19/8) yang lalu, sekolahku memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia. Setiap ada acara di sekolah, guru-guru selalu kreatif membuat acara yang pesannya bisa ditangkap oleh murid. Karena muridnya berusia dari 2 sampai 6 tahun, maka sebisa mungkin tema acara ringan, kreatif, dan seru.

Untuk merayakan kemerdekaan Indonesia tahun ini, kami bikin acaraΒ “tour adat”. Anak-anak dikenalkan dengan 4 suku. Ada suku Jawa, suku Dani di Papua, Dayak, dan Batak Karo. Guru-guru pun ditunjuk untuk mempresentasikan suku tersebut. Miss Lia dipilih untuk mempresentasikan Papua karena dia pernah tinggal beberapa tahun di sana. Begitu juga sama Miss Helma yang orang Batak, yang tidak kesulitan menjelaskan tentang Batak dan bagaimana adat di sana. Miss Trije yang asli orang Jawa yang fasih berbahasa Jawa dan juga Miss Loise yang sangat luwes bercerita tentang suku Dayak. Mereka dipilih karena mereka orang yang tepat untuk mempresentasikannya, ya semata-mata karena mereka asli dari daerah tersebut atau punya hubungan dekat sama daerah itu.

Murid-murid diajak berkenalan dengan bahasa, makanan khas, lagu, dan tradisi unik dari suku Jawa, Dayak, Papua, dan Batak. Ada Miss Lia yang bikin papeda, makanan khas Papua. Dia bikin jam 4 pagi lho. Bikinnya di rumah dan dibawa ke sekolah dan hanya beberapa murid yang mau nyoba. Sisanya ludes dimakan guru-guru. πŸ˜€ Ada Miss Loise yang cerita tentang orang Dayak yang menyukai seni tato dan telinga panjang. Miss Trije yang cerita tentang batik, wayang, gudeg, getuk, caping, dan dakonan. Ada juga Miss Helma yang mengajarkan anak-anak bahasa Batak yang susah dihapal itu. πŸ˜€

Miss Lia as Miss Papua! πŸ˜‰ Waktu presentasi depan murid-murid, logatnya dapat banget. πŸ˜€

Makanan khas Papua... Papeda!

Makanan khas Papua… Papeda!

Miss Loise cerita tentang Suku Dayak.

Rumah Suku Dayak

Miss Helma sebagai Miss Batak Karo πŸ˜›

Miss Trije-Lia-Jojo-Helma πŸ™‚

 

Pose sebelom mulai acara πŸ˜€

Oya, nggak cuma “tour adat” aja, tapi ada kelas Kids Choreo, dimana anak-anak diajak nari dari lagu-lagu tanah air, seperti Dari Sabang Sampai Merauke. Habis nari ada aktivitas, seperti melompati kardus atau jalan pakai bakiak. Narinya asyik, ada dangdutannya juga. πŸ˜€

Ya inti dari “tour adat” ini adalah mengenalkan dan mengajarkan murid untuk lebih cinta Indonesia. Semakin dini mereka tahu keragaman bahasa dan suku di Indonesia, semakin mereka peka dan peduli betapa pentingnya menghargai perbedaan. Setidaknya itu harapan kami para guru dan kita semua kan? πŸ˜‰ Merdeka negeriku!